Maret 31, 2008

penggembelan ke kota gudeg


Perjalanan atau lebih tepat disebut penggembelan ini berawal pas tanggalan merah 19-23 maret kemaren. Itu berarti (lagi-lagi) akan liburan panjang. Naluri menjelajah kembali menggelora. Rencana awal adalah melakukan pendakian Gn. Pangrango di kompleks TNGP, Cibodas, Jawa Barat. Senang rasanya akan melakukan pendakian pertama di pegunungan pulau jawa. Tapi apa daya, izin yang sudah dikantongi sebelumnya harus ditarik kembali oleh petugas posko jaga setempat disebabkan cuaca yang tidak bersahabat akhir2 ini plus hilangnya beberapa pendaki di gunung yang sama. Kecewa pastinya, tapi tidak ada celah untuk kata keputus-asaan. hahaaa..



Jadilah kami berangkat dengan modal yang amat sangat pas - pasan ke kota gudeg jogjakarta. Yummy, tak ada gunung, kraton pun jadi (ga nyambung ya?!). Dengan menumpangi kereta progo jurusan pasar senen-lempuyangan, kami berangkat jam9 malam meninggalkan stasiun pasar senen. Jam7 pagi kereta yang kami tumpangi telah sampai di tujuan terakhir, jogjakarta. Penggembalaan dimulai. Tekad awal kami adalah tidak akan menumpangi angkot atau kendaraan apapun selama masih berada di jogjakarta. Bukan lantaran pengen jadi backpackers sejati, namun lebih disebabkan oleh kondisi kantong yang teramat minim `__~.

Menyusuri jalanan malioboro, berfoto ria hingga depan Bank Indonesia, terus berjalan melewati deretan counter souvenir dagadu, kraton, dan sampai di objek yang lumayan kesohor dikota ini, Tamansari. Pocket camera pun kembali beraksi disini. Walau badan masih berbau keringat setelah berdesakan di kereta dan berjalan kaki lumayan jauh, tapi kami bertiga bersikap seolah masa bodoh. Jarang2 kami menemui karakter bangunan yang unik seperti ini di jakarta.

Lebih kurang 1 jam disini, hunting view- view yang bakal dipamerin pada teman2 di jkt nantinya.hikzz

Berhubung hari jum'at, kami telah merencanakan untuk jum'atan di masjid agung yang lumayan terkenal itu. Aha, arsitektur bangunan ini masih ketara corak budaya jawanya. Habis jum'atan, melepas lelah dulu sambil menunggu waktu ashar. Selepas ashar, kakipun kembali diayunkan menyusuri jalanan yang sore itu diguyur hujan. Setengah jam berjalan, kami sampai di Museum Kereta Karaton. Memasuki kompek museum, aura mistis langsung kerasa. Maklum, katanya kereta2 yang dipajang disana rata-rata sudah berumur ratusan tahun, dari kereta permaisuri hingga kereta jenazah.iihhhh...

Malamnya kami kembali ke malioboro yang terkenal dengan jajanan malamnya itu, (jangan mikir macam2 bagi yg baca, jajanan disini maksudnya makanan & souvenir2 khas jogja). Memasuki pasar malam malioboro, hasrat untuk belanja sudah tak tertahankan lagi. Jadilah kami membeli dagadu plus beberapa pajangan yang dijual lumayan murah disini. Puas ? Sebenarnya sih blum, berhubung untuk mempertahankan kehidupan di negri orang gejolak untuk ngeborong pun harus dipendam. Maaf teman2, ga ada oleh2 untuk trip kali ini.

Mengisi malam, kami cuma nongkrong2 di trotoar sambil kopi darat bareng tukang becak yang beroperasi 24jam di sekitaran Tugu. Busyet, obrolannya seru cuy, si bapak tukang becak nyeritain kehidupannya sampai jadi narik becak hingga nawarin "ayam" kepada kami. Oalah tobat....tobat. Kami ga bawa duit banyak untuk bayar peuyem jogja pakkkk.. (selain gw juga ga mau, kan alim !!haa). Jam 2 pagi mata dan kaki yang daritadi terus bergerak minta diistirahatkan. Setelah bertanya-tanya dimana kami bisa nginap gratis, kami memutuskan untuk tidur di masjid agung kembali. Cuma tidur ampe jam setengah 5, muazin udah azan subuh. Selesai shalat plus sarapan gratisan dari pengurus masjid berupa goreng pisang ditemani teh manis, kami tanya2 untuk menuju Borobudur dengan rute terdekat and termurah tentunya. Menumpangi transjogja sampai stasiun jombor, trus nyambung bis ke borobudur. Butuh waktu 2jam untuk sampai di Borobudur dari pusat kota Jogja. Di Borobudur yang ternyata panas itu, aksi narsis2an kembali digelar. Terang aja, wong disini objeknya bagus pisan euy.

Seharian kami menghabiskan waktu disini. Malam harinya, recehan dikantong udah benar2 habis, cuma cukup untuk menebus tiket kereta untuk balik ke Jakarta. Kalau sudah menyangkut yang satu ini, kami pasrah. Kami langsung menuju lempuyangan untuk segera balik ke habitat masing2. Ough, perjalanan yang sangat singkat. Ingin rasanya untuk bisa lebih lama dikota ini. Tidaaakkkk....harus kembali lagi ke Jakarta yang sumpek dan kumuh !


Jogja , I'll be back again !! Wait Me !



Note : "kami" dalam cerita diatas terdiri dari 3 makhluk liar kurang kerjaan yang ga punya duit banyak untuk berliburan tapi tak bisa membendung naluri menjelajah. 3 ekor makhluk itu yaitu gue, awi 'bebas', n dwi 'onta'. Thanx bro untuk kegilaanya. Keep Rollin.
























Tidak ada komentar: