Februari 27, 2008

ayat-ayat cinta

Film ini diangkat dari novel best seller karya Habiburrahman El Shirazy atau biasa disapa Kang Abik, novelis lulusan Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir. Novel tersebut berkisah tentang cinta dan telah banyak menginspirasi banyak remaja muslim. Bukan sekedar kisah cinta biasa tapi mengenai upaya menghadapi berbagai problema cinta secara Islami. Setelah mengalami penundaan tayang yang sebelumnya direncanakan pada Idul Adha 2007, akhirnya AYAT-AYAT CINTA (AAC) tayang mulai 28 Februari 2008.Hanung Bramantyo yang memproduseri fil ini juga lebih banyak memberi porsi pada perilaku 'poligami' Fahri. Padahal novel Kang Abik berkisah lebih (jauh lebih dalam) dari hanya persoalan 'poligami'. Satu lagi yang paling mengganjal adalah kemampuan orang-orang Mesir dalam memahami dan berbicara bahasa Indonesia. Film yang bersetting di Mesir ini lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia. Saat menontonnya tak ayal ingatan jatuh ke film James Bond tahun 1970-an yang mana orang-orang Uni Soviet sangat fasih berbahasa Inggris. Meski demikian, secara umum film chicklit 'akhwat' ini mampu memberi pandangan berbeda tentang arti cinta yang dibalut dengan keimanan.
Yup, semoga bagi para penontonya ga cuma sekedar nonton, tapi bisa mengaplikasikannya dalam keseharian mereka. Termasuk gue khususnya, hee =*=

why vespa ?

hahaaaaa..namanya juga anak vespa, pastilah omongannya ga jauh2 dari seputaran vespa...(lagi2 vespa).Besi-tua-rongsokan namun gaul ini telah menjadi tunggangan sekaligus temen gue dikala menghadapi pekatnya knalpot jalanan "kehidupan" ,,(halahhh*(
but, lo smua mungkin bakal mikir klo gue aneh coz mau2ny bela2an nunggangin si besi tua yang bagi sebagian orang dianggap rendahan dan tak berguna .ough, sugguh bejat itu orang !hee
now, gw mo ngasi tau bbrapa alasan gue menjatuhkan pilihan hati pada produk buatan italia ini..
check it out >>
`Konstruksi mesin lebih sederhana
`Tingkat perawatan mesin lebih mudah karena tidak memerlukan mekanisme katup untuk pengaturan pemasukan bahan bakar maupun pembuangan gas sisa pembakaran
`Pemakaian oli mesin (oli transmisi) lebih hemat karena oli mesin tidak melumasi komponen pembakaran
`Tarikan/akselerasi spontan
`Sistem pendingin mesin menggunakan udara yang diatur oleh “rotor with fan” sehingga lebih stabil sesuai dengan tingkat kecepatan mesin
`Sistem penggerak tenaga langsung (sistem transmisi roda gigi) tanpa perantara rantai sehingga efesiensi tenaga lebih besar sehingga daya tanjaknya lebih kuat
`Pengemudi terbebas dari panas mesin karena seluruh mesin tertutup sehingga tingkat kenyamanan saat mengendarai lebih terjamin
`Dalam kondisi medan berair/berlumpur kaki terbebas dari percikan air/lumpur karena dilengkapi dengan lantai/dek
`Dilengkapi dengan roda cadangan sehingga bila salah satu ban kempes/bocor bisa langsung diganti
`Ban depan dan ban belakang bisa saling tukar sekaligus dengan peleknya
so, ga salah donk klo semboyan "lebih baik naik vespa" masih melekat erat dalam kehidupan gue bahkan sampai saat sekarang ?!!oalah,,,

.::benarkah anda pecinta alam.::

Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal akan objeknya (Soe Hok Gie)
Berbagi waktu dengan alam kau akan tahu siapa dirimu yang sebenarnya, hakikat manusia tak pernah berhenti berjuang, pecahkan teka-teki malam, pecahkan teka-teki keadilan (OST Gie, Erros Feat Okta)
Meninggalnya siswa pendidikan dan latihan dasar (DIKLATSAR) Pecinta Alam yang dimuat suplemen Kampus Pikiran Rakyat (Kamis, 5 Januari 2006) yang lalu sebetulnya bukan hal yang baru. Kejadian meninggalnya peserta pendidikan dan latihan dasar pecinta alam ini sudah lama menjadi momok yang menakutkan bagi para calon pecinta alam. Hal ini terjadi seiring perubahan jaman pula yang menyebabkan kegiatan pecinta alam tidak jauh berbeda dengan penggiat alam. Pergeseran nilai-nilai dalam pecinta alam ini semakin kelihatan dengan melemahnya kegiatan positif yang dibangun oleh pecinta alam itu sendiri.
Kita coba merunut dari sejarah pendirian mahasiswa pecinta alam yang berawal dari Mapala Universitas Indonesia, digagas oleh Soe Hok Gie dkk pada tahun 1960-an saat terjadinya gelombang politik yang keras diluar kampus. Pecinta alam menjadi gerakan alternatif untuk menghilangkan kejenuhan berpolitik praktis. Kegiatan-kegiatannya pun luput dari hal-hal yang berbau politik. Kelahiran mahasiswa pecinta alam ini menjadi fenomena tersendiri bagi kalangan aktivis kemahasiswaan pada waktu itu sehingga kelahiran yang fenomenal tersebut mendapatkan respon yang positif dengan bermunculannya kelompok – kelompok mahasiswa pecinta alam di beberapa kampus di Indonesia pada dekade 1970-1980-an.
Karena kelahirannya yang fenomenal pula, mahasiswa pecinta alam seolah mendapatkan sebuah euforia, cenderung apolitik dan hedonis. Dalam arti hanya melakukan kegiatan yang machois, berpetualang, menaklukan gunung tertinggi, arus liar dan tebing batu. Dengan berbekal jiwa muda dengan semangat patriotik mahasiswa pecinta alam menjadi bagian yang sangat ekskulif sehingga hanya orang-orang tertentulah yang bisa melakukan kegiatan berbahaya dan penuh tantangan di alam.
Kegiatan-kegiatan mahasiswa pecinta alam khususnya dan pecinta alam pada umumnya akhirnya menggiring pada pola gerak penggiat alam (adventurer) bukan lagi sebagai pecinta alam (enviromentalist). Hal ini juga didukung dengan kegiatan perekrutan anggota baru yang semi militer dengan alam sebagai media melatih mental dan fisiknya.
Kegiatan-kegiatan pendidikan dan latihan dasar pecinta alam yang cenderung ke arah pembentukan penggiat alam terbuka yang dibentuk secara turun temurun setidaknya mempengaruhi setiap langkah yang terbentuk dalam diri pecinta alam. Pada hakekatnya kurikulum pendidikan dan latihan dasar tidak berbeda dengan sokoguru dasar dan tujuan belajar yaitu belajar untuk bertindak (learn to do), belajar untuk berfikir (learn to think), belajar untuk bersikap (learn to be), dan belajar untuk berkelompok (learn to live together). Permasalahan yang timbul kadang sulit untuk mengaktualisasikan terutama dalam pendidikan dan latihan dasar.
Jika dikaji lebih jauh, dua nama pencinta alam dan penggiat alam terbuka seolah-olah merupakan satu kesatuan utuh yang tidak bisa di pisahkan antara keduanya. Akan tetapi dilihat secara etimologi kata dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia akan nampak kelihatan bahwa keduanya tidak ada hubungan satu sama lainnya.
Dalam KBBI, pecinta (alam) ialah orang yang sangat suka akan (alam), sedangkan petualang ialah orang yang suka mencari pengalaman yang sulit-sulit, berbahaya, mengandung resiko tinggi dsd. Dengan demikian, secara etimologi jelas disiratkan dimana keduanya memiliki arah dan tujuan yang berbeda, meskipun space, ruang gerak aktivitas yang dipergunakan keduanya sama, alam.
Dilain pihak, perbedaan itu tidak sebatas lingkup "istilah" saja, tetapi juga langkah yang dijalankan. Seorang pencinta alam lebih populer dengan gerakan enviromentalisme-nya, sementara itu, petualang lebih aktivitasnya lebih lekat dengan aktivitas-aktivitas petualangan seperti pendakian gunung, pemanjatan tebing, pengarungan sungai dan masih banyak lagi kegiatan yang menjadikan alam sebagai medianya.
Belakangan, berlahiran kelompok-kelompok yang mengatasnamakan dirinya sebagai "Kelompok Pecinta Alam, (KPA)". Namun, keberadaaan mereka belum mencirikan kejelasan arah gerak dan pola pengembangan kelompoknya. Jangankan mencitrakan kelompoknya sebagai pecinta alam, sebagai petualang pun tidak. Aktivitas mereka cenderung merupakan aksi-aksi spontanitas yang terdorong atau bahkan terseret oleh medan ego yang tinggi dan sekian image yang telah terlebih dulu dicitrakan oleh KPA-KPA lain, dengan demikian banyak diantara para "pencinta alam" itu cuma sebatas "gaya" yang menggunakan alam sebagai alat.
Pencinta alam dunia dengan gerakan enviromentalisme yang berjuang keras dalam menjaga keseimbangan alam ini patut kita contoh sebagai satu gerakan untuk masa depan, kini yang sering ditanyakan ketika kerusakan alam di negeri ini semakin parah dimanakah pencinta alam, begitupun dengan para petualang yang menggunakan alam sebagai medianya. Bahkan Tak jarang aktivitas mereka berakhir dengan terjadinya tindakan yang justru sangat menyimpang dari makna sebagai pecinta alam, misalkan terjadinya praktek-paktek vandalisme. Inilah sebenarnya yang harus di kembalikan tujuan dan arahnya sehingga jelas fungsi dan gerak merekapun bukan hanya sebagai ajang hura-hura belaka.
Aktivis lingkungan hidup dunia dengan gerakan cinta lingkungannya akan lebih berarti tindakannya dengan dukungan dari para pencinta alam yang ada di negeri ini. Dalam perbedaan pola fikir dan arah gerak pencinta alam dengan penggiat alam terbuka terdapat kesamaan pula dengan media yang sama untuk itu bukanlah suatu kemustahilan keduanya bersatu untuk masa depan lingkungan hidup Indonesia sehingga terciptanya lingkungan hidup yang seimbang, stabil dan bermanfaat bagi kehidupan sekarang dan masa depan.
Perubahan paradigma dalam tubuh pencinta alam bukan sebuah kemustahilan untuk berubah dan seimbang dengan kegiatan kegiatan alam terbuka yang biasa digelutinya. Tidak menutup kemungkinan sebuah gerakan radikal untuk masalah kesadaran lingkungan terwujud dalam satu koridor gerakan lingkungan karena masalah lingkungan adalah masalah bersama yang membutuhkan kerjasama dari setiap stake holder pelaku, pemerhati dan aktivis yang bergerak atasnama lingkungan
Dalam konteks gerakan lingkungan, maka tantangan semakin yang semakin besar di masa mendatang mengharuskan kita untuk melakukan reposisi gerakan lingkungan menjadi gerakan sosial, karena ini adalah satu-satunya jalan untuk menghadapi dominasi pasar dan globalisasi.
Menjadi mahasiswa pecinta alam adalah media positif untuk mengaktualisasikan kecintaan pada alam, tentunya harus diiringi dengan itikad baik dalam melaksanakan semua harapan tersebut. Perbedaan pandangan serta ruang gerak antara pecinta alam dan penggiat alam terbuka hendaknya menjadi sebuah motivasi untuk melakukan perubahan yang positif terhadap perilaku kita terhadap alam itu sendiri.
Segagah Soe Hok Gie dalam menaklukan dalam Gunung Semeru dan secerdas Dono Warkop dalam menggagas PROKASIH (Proyek Kali Bersih) di Sungai Ciliwung Jakarta, karena keduanya adalah mahasiswa pecinta alam yang juga penggiat alam. Selebihnya silahkan berbagi waktu dengan alam karena kau akan tahu siapa dirimu yang sebenarnya, karena hakikat manusia tak pernah berhenti berjuang, pecahkan teka-teki malam, pecahkan teka-teki keadilan.